Polresta Kediri dan Dewan Masjid Indonesia Deklarasi Tolak Berita Hoax dan Redikalisme

Tribratanews Polresta Kediri – Polresta Kediri menggelar forum grup diskusi (FGD) di Ruang Rupatama. Diskusi ini mengambil tema Pentakmiran Masjid Dalam Mencegah Terjadinya Intoleransi dan Radikalisme. Adapun peserta diskusi sebanyak ratusan orang dari takmir masjid, khotib, serta remaja masjid se-Kota Kediri.

 

Kapolresta Kediri, AKBP Anthon Haryadi menjelaskan, latar belakang digelar acara FGD ini adalah maraknya isu-isu hoax di media sosial yang isunya adalah melakukan penyerangan terhadap tokoh ulama. Polresta Kediri bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Kediri sepakat melakukan deklarasi menolak hoax, radikalisme dan intoleransi.

 

“Ternyata dari enam pengaduan tentang isu penyerangan ulama itu, hampir semuanya adalah hoax. Ada tiga kasus yang memang ada temuan, tetapi tidak seperti yang dishare itu, melainkan semuanya dilakukan secara spontan saja,” beber Kapolresta Kediri, Sabtu (10/3/2018).

 

Lalu bagaimana cara mengatasi munculnya isu hoax? Kapolresta berpesan, apabila menerima informasi, sebainya melakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai kebenaran informasi tersebut. “Jangan langsung diforward informasi yang belum tentu kebenarannya itu,” jelas Kapolresta.

 

Terpisah Ketua DMI Kota Kediri, Abdullah Abdul Djalil menjelasnkan peran DMI dalam mengatasi hoax. Gus Ab, panggilan akrab Ketua PC NU Kota Kediri ini adalah menyuruh agar seluruhnya tabayyun dulu terhadap datangnya isu-isu teror penyerangan ulama. Dirinya meminta supaya informasi ini disebar luaskan oleh setiap takmir masjid.

 

“Takmir masjid harus aktif memberikan peran besar sosialisasi kepada jamaah. Namun perlu diperhatikan, jangan kemudian menyampaikan berita bohong dan provokasi. Makanya kita sampainya dulu, kita tabayyun mengenai setiap kabar teror begitu,” jelas Gus Ab. (res|an)

bagikan artikel ini.Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0